Pulang kekotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
...
(Kla Project -Yogyakarta)
Semua yang pernah ke Jogja, pasti setuju bahwa setiap sudut kota Jogja itu romantis kata Anis Baswedan. Saya setuju, terlepas dari saya yang terlahir di kota yang sekarag sudah mulai ramai pembangunan hotel dan apartment ini. Beruntunglah kalian yang pernah tinggal di Jogja era awal tahun 2000an, dimana Jogja masih menjadi Jogja yang tenang dan asyik.
Pusat perbelanjaan besar di era itu tidaklah banyak, hanya ada mal malioboro dan galeria mal. Sebagai anak SMA saat itu, kami sering mengeluhkannya, tapi jika melihat pembangunan saat ini di Jogja dan kepadatan kendaraannya, semua pasti setuju, jika era awal 2000an Jogja jauh lebih menyenangkan. Tidak ada macet di setiap lampu merah, tidak ada bangunan menjulang tinggi dengan kolam renang di atasnya, tidak banyak pembangunan yang membuat sesak daerah kota. Kami rindu kesederhanaan kota ini.
"Jogja ora didol" , mereka yang menyerukan kata-kata ini tidaklah sekedar berkoar-koar tak jelas, tapi mereka orang yang peduli yang melihat dan yang merasakan bagaimana tidak masuk akalnya pembangunan yang sangat frontal di Jogja beberapa tahun terakhir ini. Pembangunan Hotel dan apartment yang merajalela membuat Jogja seperti kehilangan nyawa.
"Jogja kota pelajar" katanya, semua suku dari Sabang sampai merauke ada di Jogja untuk menuntut ilmu, Jogja terbuat dari rindu kata mereka, jadi setiap pulang kampung, rasanya ingin cepat balik lagi. Ya memang akan selalu ada kata ingin kembali bagi mereka yang pernah tinggal di Jogja.
Kotak khayalanku , Jogja 27 nov 2015 , 04.32
Ada setangkup haru dalam rindu
...
(Kla Project -Yogyakarta)
Semua yang pernah ke Jogja, pasti setuju bahwa setiap sudut kota Jogja itu romantis kata Anis Baswedan. Saya setuju, terlepas dari saya yang terlahir di kota yang sekarag sudah mulai ramai pembangunan hotel dan apartment ini. Beruntunglah kalian yang pernah tinggal di Jogja era awal tahun 2000an, dimana Jogja masih menjadi Jogja yang tenang dan asyik.
Pusat perbelanjaan besar di era itu tidaklah banyak, hanya ada mal malioboro dan galeria mal. Sebagai anak SMA saat itu, kami sering mengeluhkannya, tapi jika melihat pembangunan saat ini di Jogja dan kepadatan kendaraannya, semua pasti setuju, jika era awal 2000an Jogja jauh lebih menyenangkan. Tidak ada macet di setiap lampu merah, tidak ada bangunan menjulang tinggi dengan kolam renang di atasnya, tidak banyak pembangunan yang membuat sesak daerah kota. Kami rindu kesederhanaan kota ini.
"Jogja ora didol" , mereka yang menyerukan kata-kata ini tidaklah sekedar berkoar-koar tak jelas, tapi mereka orang yang peduli yang melihat dan yang merasakan bagaimana tidak masuk akalnya pembangunan yang sangat frontal di Jogja beberapa tahun terakhir ini. Pembangunan Hotel dan apartment yang merajalela membuat Jogja seperti kehilangan nyawa.
"Jogja kota pelajar" katanya, semua suku dari Sabang sampai merauke ada di Jogja untuk menuntut ilmu, Jogja terbuat dari rindu kata mereka, jadi setiap pulang kampung, rasanya ingin cepat balik lagi. Ya memang akan selalu ada kata ingin kembali bagi mereka yang pernah tinggal di Jogja.
Kotak khayalanku , Jogja 27 nov 2015 , 04.32
Comments
Post a Comment